Bahan Yang Dikenal Sebagai Medium Perekam
Hasil Budaya Manusia
Nama : Supardiyono
Nim : 41033734101003
Dosen : Susanti Agustina, S.Sos, M.I.Kom
Mata Kuliah : Preservasi Bahan Pustaka
Jurusan : Perpustakaan
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Universitas : Universitas Islam Nusantara Bandung
1.
Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan
salah satu medium sangat sederhana dan relative paling tua yang digunakan dalam
perekam informasi sejak lama. Dari karakteristik tanah liat itu sendiri yang
agak lembek dan basah yang memungkinkan dapat dibentuk dan ditulis berebagai informasi
dengan mudah sebelum pada akhirnya tanah liat tersebut mengeras setelah dibakar
atau dipanaskan dengan terik matahari. Setelah kering dan keras, tanah liat
bisa tahan lama sampai ribuan tahun, karena unsur-unsur mineral yang terkandung
didalamnya. Temperatur, tempaan api ataupun air tidak banyak mempengaruhi apa
yang telah terbentuk. Oleh sebab itu dari zaman dulu tanah liat telah dijadikan
suatu media untuk merekam informasi yang ada. Tepatnya dari zaman Assyiria
tanah liat telah dijadikan sebagai media tulis.
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Library_of_Ashurbanipal_The_Flood_Tablet.jpg
|
2.
Papyrus
Bahan untuk menulis ini
terbuat dari inti batang papyrus (bandingkan dengan batang jagung yang memiliki
inti di dalamnya). Untuk membuat kertas papyrus ini bangsa Mesir memotong
batang papyrus sepanjang 40 cm. kemudian dibuka dan diambil intinnya. Inti ini
disayat tipis-tipis, kemudian diajajarkan satu dengan yang lain sedikit tumpang
tindih untuk membentuk lembaran. Lalu dilumuri lem dan dihimpit sampai lemnya
kering. Kemudian digosok dengan gading atau tulang. Ada beberapa tingkat
kualitas papyrus, tergantung dari bagian batangnya yang dipakai, serta keahlian
pembuatnya. Papyrus ditulis dengan tinta karbon dan tinta iron oxide merah.
Papyrus adaah hasil karya laminasi dengan lem, jadi bukan kertas, karena itu
sifatnya juga lain. Kita bisa melihat papyrus ini di British Library, London.
3.
Kulit Kayu
Kulit kayu sudah
sangat lama digunakan menjadi media menulis. Di eropa dan Amerika sekitar abad
ke-17an kulit kayu telah dipergunakan sebagai media surat-menyurat.
4.
Daun Tal
Adalah sejenis pohon
palem yang tumbuh di tepi laut. Daunnya tebal dan kuat, sehingga memungkinkan
untuk dipergunakan sebagai media menulis. Daun ini juga disebut dengan daun
lontar. Banyak naskah-naskah kuno yang ditulis di media daun lontar ini.
Rata-rata daun ini dipotong sepanjang 45 cm, diraut bagian tepinya lalu ketika
masih basah daun ini ditulis dengan menggunakan jarum.
Tulisan bekas jarum
tadi diisi dengan jelaga yang telah dicampurkan dengan minyak kelapa, kemudian
dibersihkan sehingga tulisan tadi dapat terbaca dengan baik. Bagian pinggir
diberi lubang tempat benang atau tali menggabungkan tal yang satu dengan yang
lainnya, sehingga tersusun rapi seperti buku. Tulisan atau peninggalan lontar
ini banyak terdapat di Bali.
5.
Kayu
Di negeri Cina
Sebelum ditemukannya kertas, setelah sutera kayu telah terlebih dahulu
digunakan menurut Chaucer, buku yang terbuat dari tablet kayu sebagai
media tulis menulis. masih dipakai di Inggris hingga abad ke-14. Batang, cabang
dan akar kayu digunakan sebagai alat tulis ini. Kayu bukan bahan yang permanen,
tetapi bisa tahan lama. Ulat kayu atau rayap sering menyerang kayu ini,
terutama jika tempatnya lembab. Agar lebih awet dan tak diserang rayap, maka
perlu diawetkan dengan bahan kimia.
6.
Gading
Gading juga digunakan
manusia sebagai tempat untuk menulis yang baik. Sifatnya keras, tetapi mudah
diukir atau ditulisi. Sayangnya tinta atau cat tidak bisa menempel dengan baik
pada gading, sehingga tulisan mudah rusak atau terhapus. Gading ini adalah
taring gajah. Bahan ini hampir tak bisa rusak.
7.
Tulang
Tulang lebih keras
daripada gading, tetapi baik sekali dipakai sebagai karya seni, ukiran atau
tulisan yang menarik. Zat perekat yang terdapat pada tulang bisa digunakan
untuk membuat lem. Sayang lem dari tulang ini tidak baik untuk mengelem buku,
sebab mengundang binatang kecil. Tulang terdiri atas collagen dan garam-garam
inorganic seperti calcium dan magnesium. Tulang bisa diukir, ditulisi atau
dicat. Bahan dari tulang ini sangat awet, tidak mudah terpengaruh oleh
kelembaban, kekeringan atau air.
8.
Batu
Dari zaman dahulu kala batu sudah dijadikan sebagai media
peninggalan peradaban manusia itu sendiri. Batu sangat kuat dan akan menyimpan
bukti peninggalan zaman dulu dengan baik.
9.
Logam
Menurut Hesiod pada
tahun 776 SM, bahwa orang dahulu telah menggunakan timah berbentuk tablet
sebagai media untuk menulis. Timah adalah sejenis logam yang paling lunak
dibandingkan dengan logam-logam yang lainnya.
10. Kulit Binatang
Sejak masa prasejarah,
manusia telah menggunakan kulit sebagai keperluan mereka, sebagai pelindung
tubuh mereka. Tak jarang dahulu kulit binatang
dijadikan media menulis.
11. Parchment dan Vellum
Perkamen sebagai
bahan penulisan antedates kertas dengan kemungkinan 1500 tahun, meskipun nama
ini berasal dari Pergamum, sebuah kota kuno di Asia Kecil di mana penemuannya
biasanya dikreditkan ke Raja Eumenes II, pada abad kedua SM.
Perkamen terbuat dari
kulit split domba. Biji-bijian, atau wol, sisi kulit dibuat menjadi skiver,
kulit yang kuat, daging, atau lapisan, sisi kulit diubah menjadi perkamen,
asalkan kulit cocok untuk tujuan ini menuntut. Jika tidak, sisi lapisan
biasanya dibuat menjadi lebih murah chamois atau suede.
Vellum biasanya kulit
anak sapi disiapkan oleh paparan panjang di kapur, tergores dengan pisau bulat
dan akhirnya digosok halus dengan batu apung. Sebagai aturan, vellum terbuat
dari seluruh kulit, tidak terpecah seperti perkamen yang terbuat dari kulit
domba. Vellum juga terbuat dari kambing, domba, dan kulit rusa, dan biasanya
dapat dibedakan dari perkamen oleh tanda biji-bijian dan rambut menghasilkan
permukaan yang agak tidak teratur.
Dalam banyak buku
naskah Eropa dieksekusi oleh biarawan pada perkamen dan vellum perbedaan antara
sisi rambut dan sisi daging halaman ini terlihat, yang terakhir menjadi agak
lebih putih dalam penampilan. Perbedaannya adalah lebih jelas dalam buku-buku
sebelumnya karena parchmenters kemudian digunakan lebih kapur dan batu apung
pada sisi rambut daripada yang kebiasaan sebelumnya. Dalam rangka untuk membuat
perbedaan yang kurang jelas bagi pembaca, penulis akan mengatur lembar, sebelum
menulis, sehingga satu penyebaran terdiri dari sisi rambut, dan penyebaran
selanjutnya dari sisi daging, bolak seluruh naskah.
Penggunaan perkamen
untuk pencetakan buku di Eropa terus berlanjut bahkan setelah munculnya
pencetakan dari kayu-blok dan tipe bergerak, namun tidak bertahan sampai sejauh
melampaui tahun 1500, meskipun untuk tujuan kaligrafi dan untuk pencetakan
dokumen dan ijazah, ini bahan yang tahan lama adalah permintaan sampai hari
ini. Itu kertas, bagaimanapun, bahwa memberi dorongan mencetak sebenarnya,
untuk memiliki perkamen yang mahal menjadi bahan hanya tersedia kerajinan
pencetakan tidak pernah bisa berkembang.
12. Kulit
Digunakan untuk
sampul buku sampai abad ke – 19. Selama lebih dari 2000 tahun orang sudah
mengenal cara memproses kulit. Pemrosesan kulit ini disebut “samak”.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan kirim masukan kritik & saran yang membangun, Kami berharap dapat menjadi acuan berkembangnya blog ini menjadi lebih baik.